Papua dalam Kongres Pemuda 28 Oktober 1928


Wakil Papua dalam Kongres Pemuda 28 Oktober 1928
 
 
 Tahun ini, Deklarasi Sumpah Pemuda genap berusia 84 tahun. Sumpah yang dideklarasikan pada 28 Oktober 1928 dalam acara Kongres Pemuda II yang digelar di Indonesische Clubgebouw di Batavia itu adalah: Bertumpah darah Satu, Berbangsa Satu, Berhasa Satu : INDONESIA. Jika manusia, usia sebanyak itu, sudah masuk kelompok usia lanjut. Ia sudah punya dua sampai tiga generasi penerus di bawahnya (anak-cucu-dan mungkin juga buyut). Tiga generasi untuk melanjutkan, melestarikan, dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan sesuai dengan tuntutan zaman. Jika ada berkhianat, ia bertugas mengingatkan dan meluruskan agar tidak keluar dari tujuan yang hendak dicapai.

Itulah yang antara lain dilakukan oleh Ramses Ohee, Seorang Ondoafi dari Waena, Papua, pelaku sejarah Pepera 1969 yang juga adalah Ketua Barisan Merah Putih.
Sehubungan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini, Ketua adat Tobati-Enggros ini meminta kepada para pemuda di Indonesia, khususnya di Tanah Papua untuk tidak lagi berdebat soal Sumpah Pemuda. Kepada para pemuda Papua ia menghimbau untuk menyudahi semua tindakan-tindakan yang menciderai kemerdekaan bangsa ini. Pemuda Papua sebaiknya bersatu padu membangun negeri dan rakyatnya menuju kemandirian dan kesejahteraan hidup.

Tindakan-tindakan yang menciderai kemerdekaan bangsa yang dimaksudkannya antara lain melaui aksi-aksi jalanan pada pemuda Papua yang tergabung dalam faksi-faksi pendukung Papua merdeka yang menuntut referendum ulang, termasuk aksi nekat mendirikan negara federasi Papua Barat pada 19 Oktober setahun silam oleh kelompok Dewan Adat Papua (DAP). Dalam pandangannya, mendirikan negara federasi Papua Barat selain bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, dan prinsip-prinsip NKRI, juga hanyalah sebuah khayalan yang tidak akan pernah terwujud.
“Negara Federasi Papua Barat sebagai KRP III hanya mainan sekelompok elite Dewan Adat Papua. Dan itu jelas khayalan. Serta tidak disetujui mayoritas masyarakat adat Papua dan Papua Barat,” tegas Ramses Ohee.

Ikut Kongres Pemuda II di Batavia
Terkaitsejarah Sumpah Pemuda, Ramses berkisah bahwa kedua orangtuanya, Abner Ohee dan Orpa Pallo ikut dalam Kongres Pemuda II tahun 1928. Mereka diutus oleh Sultan Tidore dan masuk dalam kumpulan Yong Ambon, karena pada waktu itu Tanah Papua masuk dalam kerajaan Kesultanan Tidore.
Dengan demikian orang Papua yang hadir dalam sumpah pemuda 28 Oktober 1928 silam, turut melahirkan dan memerdekakan bangsa Indonesia.
“Karena Sumpah Pemuda, kita sekarang ini bisa menikmati kebebasan. Jadi marilah kita hargai perjuangan para pahlawan kita . Saya sudah sampaikan ke pemerintah pusat agar membuat buku sejarah supaya dibagikan di tanah Papua ini, agar generasi muda tahu mengenai sejarah Papua yang sesungguhnya. Aksi-aksi selama ini karena mereka tidak paham baik soal sejarah Papua,” ujar anggota Pepera ini.
Tentang sejarah Integrasi Papua ke dalam NKRI, Ramses tak pernah goyah pada fakta sejarah 1 Mei 1963. Bahwa akibat ulah penjajah Belanda, status politik Tanah Papua yang sudah merdeka bersama NKRI tanggal 17 Agustus 1945 pernah mengalami ibarat anak hilang selama 18 tahun. Baru pada tanggal 1 Mei 1963 Papua kembali ke dalam pangkuan NKRI dengan bantuan PBB.
Bersatu Kita Lebih Kuat
Sebagai bangsa, kita patut mengapresiasi perjuangan Ramses Ohee yang di usia lanjutnya masih terus mengingatkan anak-cucunya di Papua bahwa mereka adalah Bangsa Indonesia. Bahwa mereka adalah etnis Melanesia, itu hanya soal ras, soal warna kulit dan rambut. Tapi jauh sebelum Sumpah Pemuda 1928, mereka sudah lebih dahulu menggunakan Bahasa Melayu, sebelum warga dari daerah lain menggunakannya.
Namun setelah sekian puluh tahun, ternyata nasionalisme Indonesa belum terpatri di dada sebagian putra Papua. Itu bukan kesalahan mereka, tetapi kesalahan regim pemerintah yang lalu. Sekarang Pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia memperhatikan Papua. Otsus (UU No.21 Thn 2001) ruh untuk merangkul orang Papua melalui jalur humanis dan kultural.
Andai tiap pemerintah provinsi di Indonesia bersedia menerima putra-putri Papua untuk magang dan menyerap ilmu dan pengalaman, andai semua pemuda di Indonesia, para pakar, ilmuwan, dokter, pelaku ekonomi mau turun dan membantu warga Papua sampai mereka bisa membaktikan keahlian untuk membangun Papua, niscaya mereka takkan sesensitif ini. Kita berharap, melalui momentum Peringatan Sumpah Pemuda tahun ini, putra-putri Papua, Maluku, Kalimantan, NTT, daerah-daerah perbatasan lainnya semakin gigih memacu diri menjadi yang terbaik, dengan kesadaran : bersatu kita lebih kuat.

Baca juga:
 http://mbaham-papua.blogspot.com/2012/01/ramses-ohee-negara-federasi-hanya.html
 http://bintangpapua.com/headline/28080-ramses-sudahi-tindakan-yang-mencederai-kemerdekaan-
http://sejarah.kompasiana.com/2012/10/29/wakil-papua-dalam-kongres-pemuda-28-oktober-1928-505089.html

Refernsi:
 https://zonadamai.com/2012/10/29/wakil-papua-dalam-kongres-pemuda-28-oktober-1928/



 
 
 

Komentar